1. SCOPE
Scope storage tank dari
manual ini meliputi procedure pekerjaan inspeksi dalam rangka pemeliharaan
tanki.
- Scope storage tank ini mencakup atmospheric
tank dan low pressure tank yang dipergunakan dilingkungan industri Minyak dan
Gas Bumi dalam lingkup Pertamina.
- Scope inspection manual ini hanya meliputi
procedure pekerjaan inspeksi pada saat tanki dalam keadaan beroperasi (tank in
service) dan pada saat tanki dalam keadaan tidak digunakan/dibersihkan (tank
out of service).
- Ada beberapa persamaan antara pekerjaan
inspeksi pada tank in service dan tank out of service dengan pekerjaan yang
dilakukan pada saat pembangunan tanki baru.
Spherical tank tidak
termasuk dalam scope storage tank ini dan dimasukkan dalam scope Pressure
Vessel.
2. CODE DAN STANDARD
Code, Standard,
Peraturan dan Referensi yang digunakan dalam manual ini adalah :
1. Undang-Undang R.I. No. 2 tahun 1981.
2. Peraturan
Pemerintah R.I. No. 11 tahun 1971.
3. Peraturan
Pemerintah R.I. No. 2 tahun 1985.
4. Peraturan Menteri
Pertambangan dan Energi No. 06P/0746/M.PE/1991.
5. API RP 575
Inspection of Atmospheric and Low Pressure Storage Tank.
6. API Standard 650 tentang Welded Steel tank
for Oil Storage.
7. API Standard 620 tentang Recommended tanks
for Design and Construction of Large, Welded, Low-Pressure Storage tanks.
8. Royal Dutch/Shell Group Standard tank.
9. ASME Boiler and Pressure Vessels Code
Section V, tentang Non Destructive Examination.
10. ASME Boiler and pressure Vessels Code Section
IX, tentang Qualification Standard for Welding and Brazing Procedure.
11. API Standard 1104 tentang Standard for Welding
Pipe Lines and Related Fasilities.
12. ANSI/ASME B.31.3. tentang Chemical Plant and
Petroleum Refinery Piping.
13. API Standard 2000 : tentang Venting
Atmospheric and Low Pressure Storage Tanks.
3. TANK INSPECTION
Setiap pemakaian storage
tank, harus memenuhi persyaratan standard/code yang ditentukan serta sudah
mendapatkan izin/akte penggunaan dari Migas.
Secara urnum storage
tank (baru) harus dilengkapi dengan :
a. Gambar konstruksi (construction drawing).
b. Design Calculation.
c. Material Test Certificate.
d. Welding Procedure Specification dan Welder
Qualification.
e. Non Destructive Testing Report.
f. Hydrostatic Test Report.
g. Calibration Report.
3.1. Inspection Pada New Construction
Umumnya pekerjaan
inspeksi pada Maintenance Periode sama seperti pada New Construction, antara
lain :
3.1.1. Review Design/Drawing
Mereview gambar
kerja/lnspection Scope berdasarkan standard/code yang disepakati dan peraturan
Pemerintah yang berlaku, sebelum pelaksanaan fabrication & erection.
3.1.2. Review Hasil Pengukuran Level Ring Wall
Setelah fondasi atau
ring wall dicor, dilakukan pengukuran level oleh Bagian Topography. Inspeksi
dalam hal ini hanya melakukan evaluasi,
hasil pengukuran tersebut apakah fondasi atau ring wall ini
sudah betul-betul rata dan
horizontal.
Batasan-batasan
perbedaan level yang diperbolehkan 30 feet (9150 MM) circumference adalah ± 1/8
inch (3 MM) dan ± ¼ inch (6 MM) diukur dari average elevation untuk concrete
ring wall.
Untuk fondasi yang tidak
memakai concrete, batasan-batasan yang dibolehkan adalah 1/8 inch (3 MM) pada jarak 10 feet
circumference dan ½ inch (127 MM) dari everage elevation.
3.1.3. Material-Specification
Material yang digunakan
harus sesuai dengan specification yang tercantum pada standard/code yang
disepakati.
Pengecekan terhadap
stamp pada material tangki, terutama plate dan pipe untuk
dibandingkan/dicocokan dengan material test certificate yang ada. Untuk
material yang diragukan kebenaran specifikasinya perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut, jika perlu dikirim ke Laboratorium guna penelitian Destructive
Test (Chemical Analysis dan Mechanical Properties)
3.1.4. Tank Erection
Pekerjaan prefabrication
dilakukan untuk mempercepat/mempermudah erection, terutama untuk accessories
tangki.
Tank erection meliputi
pekerjaan bottom, shell, roof/ponton.
a. Pengerjaan pemasangan shell plate biasanya
bertahap, pertama dilakukan penyetelan shell plate course I ke II dan
seterusnya.
Yang perlu diperhatikan
selama pemasangan shell antara lain :
- Misalignment pada vertical joint tidak boleh
lebih dari 10% dari tebal platenya dengan batasan maximum 1/16 inch (1,6 MM).
- Plate yang diatasnya pada setiap point posisi
proyeksi sebelah luar maximum 20% dari tebal plate diatasnya dan minimum 1/8
inch kecuali untuk plat yang tebalnya kurang dari 5/16 inch minimum dapat 1/16
inch.
b. Roof dari tanki bermacam-macam typenya
seperti Cone Roof, Umbrella, Floating Roof, Lifter Roof, Plain Breather Roof,
Dome Roof atau Vapour Dome Roof.
c. Yang dimaksud dengan accessories/perlengkapan
tangki ialah semua perlengkapan tangki yang dipasang di dalam maupun di luar
tangki. Pemeriksaan Inspeksi hanya terbatas pada peralatan tertentu saja, untuk
itu di bawah dibuat daftar accessories dan hubungannya dengan scope inspection
yang dilakukan pada masing-masing equipment tersebut.
No.
|
Accessories
|
Visual
|
Hydrotest
|
Pneumatic
|
X-Ray
|
Keterangan
|
|
|
|
|
|
|
|
1.
|
Foam
Chamber, Water
Springkler
|
X
|
X
|
|
|
|
2.
|
P.V.
Valve, Vent Tube
|
X
|
|
X
|
|
|
3.
|
Stairways/Ladder
Platform,
Handrail
|
X
|
|
|
|
|
4.
|
Mixing
Equipment Explotion Watch.
|
X
|
|
|
|
|
5.
|
Steam
Coil
|
X
|
X
|
|
X
|
|
6.
|
Insulation
|
X
|
|
|
|
|
7.
|
Nozzle
|
X
|
|
X
|
|
|
8.
|
Level
gauge
|
X
|
|
|
|
|
9.
|
Electrical
Grounding
|
X
|
|
|
|
|
10.
|
Piping
Systems, Swing Pipe, dll.
|
X
|
X
|
|
X
|
|
11.
|
Drain
Sump
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Secara garis besar dapat
dijelaskan visual check hanya melihat secara visual apakah las-lasan maupun
konstruksinya masih baik/tidak baik.
Hydrostest dilakukan
pada pipe system, pneumatic test dilakukan untuk Pressure Relieving Device
sesuai dengan procedure yang terdapat pada manual peralatan tersebut.
Untuk nozzle, pneumatic
test dilakukan pada reinforcing platenya.
Radiography diperlukan
untuk joint pada Suction dan Discharge Pipe.
d.
Internal coating pada shell/bottom diperlukan untuk mencegah terjadinya korosi
atau kontaminasi antara product dengan shell/bottom.
Inspeksi terhadap
Surface Preparation sebelum coating/painting perlu dilaksanakan, apakah telah
memenuhi persyaratan dari Coating Manufacturer. Pengukuran ketebalan dari
coating/painting dilakukan secara random.
3.2. Inspection Pada Tank In Service
Onstream inspection
dilakukan secara berkala, tergantung pada service tanki. Corrosion
Allowance/rate, lokasi tanki, kondisi pemeriksaan sebelumnya pemeriksaan secara
Non Destructive.
Inspection pada in
service (on stream inspection) dilakukan untuk mengurangi waktu tanki tidak
beroperasi. Pekerjaan-pekerjaan yang perlu dilakukan antara lain :
1. Visual Inspection terhadap Ladder, Stairway,
Walkway, Anchor bolt Pipe Connection, dsb.
2. Visual dan pengukuran/survey level terhadap
pondasi.
3. Pemeriksaan earth connection (Grounding).
4. Pemeriksaan visual/pengukuran ketebalan
protective coating.
5. Pemeriksaan secara visual isolasi.
6. Pemeriksaan secara visual, hammer test dan
pengukuran ketebalan shell dan roof.
7. Pemeriksaan secara visual atas ponton (deck)
dan floating roof tank terhadap kebocoran pada sealing, kemacetan ladder,
kondisi pelat ponton dan kebocoran/kebutuhan pipa drain.
8. Buka/periksa Flame Arresters dan bersihkan
Screen dan Grid.
9. Pressure Vacuum Valve harus diperiksa visual
dan ditest max. setiap 3 tahun.
3.3.
Inspection Pada Tank Out Of Service
Setelah tanki
dioperasikan beberapa tahun, sesuai dengan schedule akan distop dari operasinya
urnumnya untuk cleaning.
Pada kesempatan ini
tanki dibersihkan sehingga inspection dapat dilakukan secara menyeluruh. Secara
garis besar pemeriksaan meliputi :
BAGIAN TANKI
|
PEKERJAAN INSPEKSI
|
KETERANGAN
|
Bottom
|
- Pemeriksaan
|
Plate dan Joint
|
|
- Pengukuran
|
-
Thickness
-
Level
Fondasi
|
|
- Pengetesan
|
-
Hydrostatic
-
Pneumatic
|
Shell
|
- Pemeriksaan Visual
|
Plate dan Joint
|
|
- Pengukuran
|
-
Plumbness
-
Peaking
-
Banding
-
Thickness
|
|
- Pengetesan
|
-
Hydrosttaic
-
Pneumatic
|
Roof
|
- Pemeriksaan Visual
|
-
Plate
dan Joint
|
|
- Pengukuran
|
-
Thickness
|
|
- Pengetesan
|
-
Pneumatic
|
ACCESSORIES
|
- Pemeriksaan Visual
|
- Las-lasan, Structure.
|
|
- Pengetesan
|
-
Hydrostatic
-
Pneumatic
|
COATING / PAINTING
|
-
Visual
-
Pengetesan
|
- Kondisi
- Thickness
|
|
|
|
Inspection interval pada
pembersihan tanki sangat tergantung kepada.:
- Sifat liquid/minyak yang ditampung (sifat
korosinya).
- Hasil pemeriksaan visual pada tank in service.
- Corrosion Allowance dan Corrosion rates.
- Kondisi tanki pada pemeriksaan sebelumnya.
- Methode dan material yang digunakan pada
pembangunan tanki dan perbaikan-perbaikan.
- Lokasi tanki apakah pada daerah yang berbahaya.
- Potensial dari polusi udara dan air.
Biasanya schedule
pemeriksaan tanki disusun/direncanakan sepanjang tahun berdasar-kan hal-hal
tersebut di atas, interval ini berkisar dari 2-6 tahun terkadang dapat
diperpanjang berdasarkan hasil pemeriksaan pada saat tanki in service
(pemeriksaan Non Destructive).
Dengan metode
NDT yang baru (UT) korosi dibawah bottom plate dapat dideteksi.
3.3.1. Bottom Plate
Pemeriksaan visual
terhadap seluruh, sambungan las/keling, dan pengukuran ketebalan serta hammer
test.
Adalah sangat sulit
mendetect korosi yang terjadi pada bagian bawah bottom plate, biasanya dari
hasil hammer test dan pengukuran
ketebalan didapat lokasi-lokasi
yang perlu dicurigai dalam hal ini qualifikasi inspector sangat menentukan).
Jika perlu dilakukan
Destructive Test (pemotongan sample 30 x 30 cm) pada bottom plate guna
penelitian lebih lanjut.
Disamping pengukuran
level/survey pondasi, pengukuran level bottom plate juga diperlukan,
batasan-batasan dapat dilihat sesuai API 650 atau dengari batasan Critical
Uneven Settlement dari Safety Committe Conference of Petroleum
Association of Japan lihat lampiran 1.
Un
Uniform Dish Type Local
Dibawah shell plate D/100 65 mm / 10 m
Dibagian bottom plate D/100 1/170 to 1/60
Untuk hasil pengukuran diluar batasan tersebut diperlukan
perbaikan fondasi tanki/bottom. Setiap repair pada bottom plate perlu dilakukan
pemeriksaan, urnumnya testing dilakukan seperti pada pembangunan tanki barn.
Sebelum tanki
dihydrostatic test, perlu dilakukan leak
test terhadap bottom plate dengan pneumatic test (vacuum box testing atau under
side pressure) sesuai dengan code yang digunakan.
3.3.2. Shell Plate
Disamping pemeriksaan
secara visual terhadap seluruh plate, terutamapada sambungan las/keling seperti pemeriksaan crack
pada las-lasan (terutama
pada tee joint) dan
pitting pada shell plate, terkadang diperlukan hammer test.
Khusus yang perlu juga
diperhatikan pada visual inspection
adalah pada shell first course (kondisi
yang disebabkan air yang terkandung dalam proses) dan shell top course (tanki light
product) .
Pemeriksaan ketebalan
(dengan Ultrasonic) tetap harus dilakukan terhadap shell plate
(biasanya 8 penjuru), guna merecord/mendapatkan kondisi shell plate yang
sebenarnya (counter check dengan perhitungan ketebalan yang diperbolehkan antara lain API 650
tahun 1993 sec. 5.3.7.
Dari hasil pengukuran
tersebut dapat dievaluasi, apakah plate masih dapat dipakai/tidak atau perlu
direncanakan penggantian pada next stop, dan sebagainya.
Setiap ada
perbaikan/las-lasan perlu dilakukan inspection/testing sesuai dengan code
yang berlaku.
Untuk local repair
lasan, pemeriksaan dapat, dilakukan
dengan penetrant atau magnetic particle, dianjurkan test ini dilakukan juga
pada seluruh tee joint (setelah disand blast dan visual inspection) . Untuk tanki dengan
horizontal laped joint perlu dilakukan
pneumatic test; Hydrostatic test sebagai final test diperlukan sebelum
pemakaian tanki.
3.3.3. Roof Plate
Pemeriksaan
visual/hammer test terhadap seluruh roof plate bagian luar/dalam perlu dilakukan, termasuk lapped welding
joint. Jika roof bergelombang/berubah
bentuk, perlu dilakukan
pemeriksaan roof bagian dalam termasuk support dan structure.
Jika terdapat local
corrosion pada bagian dalam shell, maka setiap roof support/column
harusdiperiksa pada ketinggian yang sama dengan shell tersebut.
Bagian dalam/bawah
floating roof (deck dan ponton) harus di periksa atas kemungkinan terjadinya
korosi, demikian juga bagian-bagian penting dari roof seal
harus di periksa dari
sebelah dalam.
Pengukuran ketebalan
roof plate/ponton dan deck biasanya di lakukan random/per segment, minimum
thickness yang di perbolehkan sesuai Standard yang dipakai (biasanya
1/8").
Keseluruhan sambungan
las pada roof plate perlu dileak test (setelah visual inspection dan perbaikan)
sesuai dengan API 650 5.3.7 dengan vacuum box
atau Internal air pressure.
Untuk Non Pressure
Tank (memakai Vent tubes) adalah 75 mmWG untuk Low Pressure Tank
(memakai PV valves) adalah 1,25 x setting pressure PV Valve.
3.3.4. Tank Accessories
Seluruh accessories tank
pada bagian dalam seperti pipe coil, coil support, swing pipe/nozzles, mixing
devices perlu di periksa secara visual dan hammer test. Coil dan support perlu
di periksa terhadap kemungkinan adanya korosi dan crack, dan harus di hammer
test kecuali untuk cast iron material terkadang menggunakan Ultrasonic
Inspection (thickness reading).
Jika di perkirakan
terjadi internal corrosion pada coil, dapat di lakukan Destructive Test
(pemotongan) untuk pemeriksaan bagian dalam. Steam coil perlu di hydrostatic
test sebelum pemakaian.
Demikian juga seluruh
accessories pada bagian luar tanki seperti Springkier box. Stairway, Platform,
dan sebagiannya perlu di periksa secara visual.
Seluruh pressure
releaving device/PV Valve perlu diperiksa terutama bagian-bagiannya secara
visual, apakah terserang korosi atau tidak dan perlu di test kembali sesuai
dengan design (Peraturan Pemerintah mengharuskan test ulang PV Valves max setiap 3 tahun).
Seluruh Valves di bawa
ke Workshop untuk pemeriksaan detail/parts dan perlu dilakukan
pneumatic sesuai guide/procedure yangberlaku.
3.3.5. Lining dan Painting.
Beberapa tangki,
permukaan bagian dalamnya diberi lining dengan corrosion resistant material
seperti Lead, Rubber, Organic/Inorganic Coating, Class atau
Concrete.
Lining di pasang bukan
hanya sebagai proteksi terhadap korosi, tetapi juga untuk mencegah
terjadinya kontaminasi product.
Seluruh lining harus di
periksa secara visual dan/atau dengan scraping yang halus/lunak, dimana
scraping akan membuang bagian tipis dark lead oxide, dan sebagiannya. Untuk
lead lining dapat.digunakan dye parietrant test dalam mengetahui terjadinya
pinholes.
Pada Rubber
Organic/Inorganic, Class coating sering terjadi kerusakan akibat
mechanical/benturan, holes, bulging atau cracks.
Disamping secara visual
inspection dapat juga dilakukan dengan holiday test.
Ketebalan painting dan
lining perlu di check/direcord apakah masih memenuhi persyaratan sesuai spec
atau ketebalan yang direkomendasikan oleh Manufacturer (lining/painting
tersebut).
External painting di
lakukan untuk pencegahan korosi karena udara/hujan di samping untuk dekorasi.
Pemilihan warna paint di
sesuaikan dengan media tanki.
3.3.6. Schedule Inspection.
Schedule Inspection
untuk Storage Tank di siapkan oleh Bagian Inspeksi bersama Bagian Operasi dan
tergantung pada hasil inspeksi sebelumnya dan media yang ditampung.
3.4. Inspection Tools.
Peralatan inspeksi
(Inspection Tool) yang diperlukan untuk pemeriksaan tangki adalah seperti
daftar pada larnpiran 2.
4. DIMENSIONAL INSPECTION.
Dimensi tangki harus di
ukur pada saat konstruksi dan harus memenuhi toleransi yang diperbolehkanoleh
standard/code atau spesifikasi yang sudah di sepakati.
Disamping memenuhi
batasan-batasan yang di izinkan untuk perbedaan level fondasi tanki, juga saat
penyetelan shell plate dan beberapa pengukuran yang harus di lakukan sebelum
hydrostatic test antara lain:
4.1. Plumbness
Plumbness adalah
kemiringan vertical dari tangki, maximum out of plumbness di ukur dari tepi
shell teratas dengan tepi dari shell
terbawah adalah tidak boleh melebihi dari 1/200 total tinggi shell keseluruhan.
4.2. Roundness
Roundness adalah
kebulatan dari dinding tanki. Toleransi yang di izinkan ialah :
Diameter Range Radius
Toleransi
0 - 40 feet (0
-12,2 M) ± ½ inch (12,25 MM)
40 - 150 feet
(12,2 - 45,75 M) ± ¾ inch (18,38 MM)
150 - 250 feet
(45,75 - 76,25 M) ± 1 inch (25,4 MM)
250 lebih feet (>76,25 M) ± 1¼
inch (31.75MM)
4.3. Peaking
Peaking adalah untuk
lekukan yang terjadi pada sambungan las-lasan horizontal. Batasan yang
dibolehkan adalah pada jarak panjang 36 inches (915 mn) peaking maximum
dibolehkan sampai ½ inch (12,7 mm).
4.4. Banding
Banding adalah lekukan
yang terjadi pada sambungan las-lasan vertical batasan yang di bolehkan adalah
pada panjang 36 inches (915mm) banding maximum adalah ½ inch (12,7 mm).
4.5.
Tank Calibration
Semua tangki baru
setelah seluruh pekerjaan Mechanical selesai dan sebelurn di operasikan harus
dikalibrasi oleh instansi Pemerintah.
Kalibrasi tanki
dilakukan oleh Petugas Metrologi disaksikan oleh DirektoratTeknik Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi, dan Pertamina.
Dari hasil kalibrasi
tersebut akan dikeluarkan daftar isi tangki yang :
- Disahkan berdasarkan Undang-Undang R.I. No.
2 tahun 1981 tentang Metrologi Legal oleh Direktur Metrologi.
- Diketahui dan disetujui oleh Direktur
Jendral Bea dan Cukai.
- Disetujui untuk digunakan oleh Direktur
Direktorat Teknik Pertambangan Minyak dan Gas Bumi.
Kalibrasi ulang harus di
lakukan setiap 5 tahun, hanya untuk tangki keperluan komersial (perdagangan).
5. WELD INSPECTION
5.1. Umum
Pengelasan harus
memenuhi persyaratan yang sesuai dengan standard/code yang di setujui dan
persyaratan lainnya misalnya :
a. Welding Procedure
Specification meliputi,
- Base Metal
Specification (Type dan Grade)
- Filter Metal
- Preheat dan
PWHT (post weld heat treatment)
- Process Weld.
b. Procedure
Qualification Record.
c. Welder Performance
Qualification test yang meliputi,
- Test position
- Type, Purpose of test
dan Examination.
Seluruh keperluan
pengelasan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan, dan seluruh production
weld harus dilakukan Non Destructive Test.
5.2. Tahap Erection
Seluruh pengelasan harus
memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan.
5.2.1. Bottom
Visual Inspection pada
seluruh production weld, yang kurang sempurna perlu perbaikan/repair.
Radiography Inspection terhadap Annular plate radial joint perlu dilakukan
antara lain:
- Untuk double butt welded joint, spot
terhadap 10% radial joint.
- Untuk single welded dengan backing strip,
spot terhadap 50% radial joint.
- Lokasi pada sebelah luar (outer edge) dengan
minimum 6 inch (147 mm).
5.2.2. Shell
Radiography Inspection
terhadap vertical dan horizontal joint perlu dilakukan antara lain :
- Horizontal joint.
Satu spot pada 10
feet pertama dan seterusnya setiap 200 feet untuk type dan tebal las-lasan yang
sama.
- Vertical joint.
Butt weld dengan
ketebalan shell plate 3/8 inch atau kurang satu spot radiography diperlukan
setelah penyelesaian 10 feet weld untuk satu type dan ketebalan pengelasan yang
sama dari seorang welder atau welding operator.
Kemudian tambahkan satu
spot radiography lagi setiap 100 feet las-lasan sedikitnya 25% dipilih untuk
radiography pada sambungari antara vertical dan horizontal (T.joint) dan
minimum 2 spot untuk masing-masing inter section dari
tanki tersebut.
Selanjutnya paling
sedikit 1 spot pada setiap vertical joint pada course terbawah.
Untuk ketebalan shell
plate antara 3/8" - 1" radiography spot sama dengan scope untuk plate
yang lebih tipis dari 3/8" diatas, tetapi tambahannya untuk T.joint harus
semua di radiography dengan syarat harus terlihat jelas pada film sepanjang 2
inch pada las-lasan verticalnya.
Pada course terbawah 2
spot radiography diperlukan untuk setiap vertical joint dimana satu diantaranya
adalah dekat/menempel pada sambungan ke bottom plate.
Untuk ketebalan lebih
dari 1 inch harus di lakukan full radiography dan pada sambungan vertical dan
horizontal joint (T.joint) dalam film harus terlihat minimum 2" pada
las-lasan verticalnya.
5.2.3. Roof
Konstruksi roof umumnya
dilakukan dengan welding joint, termasuk structurenya kecuali untuk floating
roof ada bagian yang merupakan seal dari bahan yang elastic (karet pcv).
Pemeriksaan secara
visual dilakukan untuk meyakinkan bahwa hasil las-lasan yang baik, bila ada
kekurangan di rekomendasikan untuk di repair.
5.3. TAHAP MAINTENANCE
Visual Inspection perlu
di lakukan terhadap seluruh las-lasan guna melihat kemungkinan terjadinya
korosi, erosi, crack, deformasi atau defect lainnya.
Jika perlu NDT akan di
lakukan seperti Liquid Penetrant Test, Magnetic Particle Test, Ultrasonic
Testing atau Radiography.
6. NON DESTRUCTIVE EXAMINATION
Seluruh pelaksanaan NDE
harus memenuhi persyaratan sesuai API 650 yang didasarkan kepada ASME Section V
seperti :
6.1. Radiography Testing
Sesuai ASME Section V
article 2, secara umum meliputi:
- Film Selection
- Film Processing
- Radiography Density
- Selection dari Energy (X-Ray atau Y-Ray).
- Sharpness of Radiography
- Image Quality Indicator (IQI)
- Radiography Tehnique
- Evaluation of Radiography.
6.2. Ultrasonic Testing
Sesuai ASME Section V
article 5, secara umum :
- Jika indikasi tergolong crack, incomplete
penetration, lack of Fusion adalah unacceptable.
- Juga unacceptable jika amplitudes reference
level untuk panjang melebihi 6mm (19mm thickness), 1/3 tebal (19 - 57 mm thickness) dan 19 mm (over
57 mm thickness).
6.3. Magnetic Particle Testing
Sesuai ASME Section V
article 7.
6.4. Liquid Penetrant Testing
Sesuai ASME Section V
article 6 dan sub article SE-165
7. PRESSURE TEST
Setiap tanki baru harus
dilakukan pressure test setelah selesai erection, demikian juga pressure test
di perlukan setiap selesai perbaikan/cleaning tanki.
7.1. Bottom Plate
Leak test pada bottom
plate dapat di lakukan dengan :
7.1.1. Vacuum box testing, menggunakan metal testing
box 6 inch (147 mm) lebar dan 30 inch
(735 mm) panjang dengan kaca pada bagian atas dan bagian bawah di-seal dengan
Sponge rubber gasket, juga dilengkapi
dengan connection, valve dan gages. Sesuai API 650 Section 5.3.3.
sambungan las-lasan yang akan di periksa dilapisi dengan ,soap film solution
atau linseed oil. Vacuum pressure 2 psig.
7.1.2. Pneumatic Testing
Sesuai Shell Standard
pressure underside dipertahankan tidak boleh kurang dari 4 inch, soap film
solution dilapisi pada las-lasan yang akan diperiksa.
7.2. Shell Plate
Setelah tanki dibangun
dan sebelum external oil piping disambungkan ke tanki, maka shell perlu di test
menurut API 650 Section 5.3.6, pengetesan shell ini ada 3 cara yaitu:
7.2.1. Hydrostatic Test
Bila pada lokasi air
cukup banyak maka pada umumnya dilakukan hydrotest yaitu semua saluran buangan
di blank dan tanki di isi air perlahan lahan.
Pada saat pengisian
tahap demi tahap sudah dapat dilihat bila terjadi leak/bocor shell (sambungan
shell).
Untuk type tight roof
tank, maka pengisian air sampai 2 inches diatas top leg dari top angle, untuk
open-top tank sampai penuh atau sampai keluar dari over-flow line.
7.2.2. Penetrating Oil Test
Bila pada lokasi tidak
mungkin didapat cukup air, maka dapat dilakukan dengan cara pada seluruh
welding joint sebelah dalam shell dicatkan high penetrating oil. Bila terjadi
kebocoran dari sebelah luar shell maka akan terlihat rembesannya.
7.2.3. Pneumatic Test
Seandainya 7.2.1. dan
7.2.2. masih tidak dapat dilakukan, maka diterapkan cara lain yaitu dengan
internal air pressure.
Didalam tangki diberikan
tekanan yang besarnya tidak boleh lebih besar dari berat roof plate (+ 10 cm
water gauge).
Dengan adanya internal
pressure tersebut, maka dengan melapisi las-lasan soap film solution dari
sebelah luar, akan kelihatan gelembung-gelembung udara bila terdapat bocor.
7.3. Roof Plate
7.3.1. Fixed Roof Tank, leak dilakukan dengan :
- Vacuum box testing seperti 7.1.1, atau
- Pneumatic testing (Shell Standard).
Untuk non pressure tank
dengan tekanan 3 inch W.G, untuk Low Pressure/ Atmospheric dengan tekanan 1,25
x setting pressure/vacuum Relief Valve.
Under pressure di
lakukan pada saat tanki terisi air penuh lebih kurang 10 cm di bawah Top Curb
Angle, las-lasan yang akan diperiksa dilapisi soap film solution dari sebelah
luar.
7.3.2. Floating Roof Tank, leak test di lakukan
dengan :
- Vacuum box testing seperti 7.3.1. terhadap roof
deck/ponton.
- Penetrant test/kerosine test terhadap ponton.
- Floating test selama pengisian/pengosongan air,
bagian atas deck sebelah bawah harus di lihat kemungkinan adanya kebocoran.
7.4. Tank Accessories
- Sebelum pengisian air seluruh Reinforcement
pads pada nozzles dan manhole harus di pneumatic test sebesar psi, sesuai API
650 Section 5.3.5. dan test hole harus di tutup/ di isi greese setelah testing.
- Drain pipe dan hose system di hydrostatic test
50 psi, demikian juga selama floating test harus diperiksa, kemungkinan terjadi
kebocoran pada drain line.
Selama floating test ini
roof drain valves harus tetap terbuka.
- Foam chamber dan water springkler harus di
hydrostatic test sesuai Manufacturer procedure.
- Piping system, steam coil, swing pipe harus di
hydrostatic test sesuai procedure.
8. REPAIR PROCEDURE.
Biasanya Maintenance dan
Repair bukan problem Inspeksi, tetapi sebelum pelaksanaan repair perlu
disiapkan Repair Procedure.
Mengingat bahwa
pekerjaan repair tanki hampir selalu disertai dengan pekerjaan pengelasan,
dimana mutu/kwalitas pengelasan perlu diperiksa oleh Welding Inspector,
biasanya Welding Repair Procedure disiapkan oleh bagian Inspection.
Repair dapat
dilaksanakan setelah dipastikan bahwa Repair Procedure, Welding Procedure,
Welder dan Material memenuhi seluruh persyaratan.
Biasanya Repair
Procedure di buat sesuai dengan apa yang telah dilakukan pada saat tanki
dibangun, demikian juga pekerjaan inspeksinya harus sesuai dengan standard code
yang di gunakan.
Perbaikan yang
umum/serius terjadi pada;
8.1. Defect Pada Welding Joint
Untuk crack perlu
dihilangkan/eliminir seluruh crack dengan membuat grove, kemudian di las isi
sesuai Welding repair procedure.
Jika minor defect atau
erosi, cukup dengan membuat grove kemudian dilas isi sesuai Welding Repair Procedure.
8.2. Pitting
Perbaikannya dengan las
isi, terkadang sebelumnya perlu dibuat grove pada pitting area agar di dapat
weld preparation yang baik untuk kemudian di las isi.
8.3.
Leaks Pada Bottom Plate
Bila terjadi kebocoran
pada bottom plate, perlu penelitian lebih lanjut sejauh mana kerusakan plate
tersebut sehingga perbaikannya dapat dilakukan dengan tuntas :
a. Periksa kebocoran apakah akibat corrosion dari
dalam tanki atau dari luar/bawah tanki.
b. Bila korosi dari dalam tanki segera bisa ditentukan
perbaikannya apakah dengan las isi atau penambalan/overlap dengan plate yang
sama tebal dengan tebal asli.
c.
Bila terjadi korosi dari bawah tanki maka perlu di periksa lebih teliti dengan
hammer test untuk mengetahui berapa besarnya kerusakan yang terjadi. Bila masih
diragukan bottom plate tersebut di minta untuk di potong dengan ukuran sesuai
kebutuhan untuk kemudian dievaluasi.
Apakah cukup ditambal
dengan plat seperti point b) atau perlu penggantian.
8.4. Leak Shell Dan Roof Plate
Kebocoran pada shell dan
roof plate umumnya karena korosi dari pengalaman untuk Heavy oil biasanya
korosi terjadi di daerah bottom dan shell course bagian bawah, sedangkan untuk
light oil yang sering terserang korosi adalah roof plate dan shell course
teratas.
Procedure perbaikan
biasanya dengan menambal atau penggantian plate.
8.5. Leak Pada Kelingan
Perbaikan bocoran pada
kelingan dapat dilakukan dengan Calking atau Sealed weld pada sambungan dan
keliling kepala kelingan.
9. DOKUMENTASI
Dokumentasi dan
History/Record Card setiap tanki mutlak diperlukan agar dapat diketahui dengan
segera kondisi physik, penganalisaan, perbaikan/maintenance tanki tersebut.
Oleh karena itu
Dokumentasi harus selengkap mungkin, mencakup seluruh data dan informasi
seperti :
9.1. History/Record Card.
Suatu record yang
lengkap berisi seluruh informasi yang dapat dengan segera terlihat, terdiri
dari :
- Nomor registrasi.
- General Informasi.
- Location and Duty.
- Design Operation Condition.
- Engineering (Dimention, Type Roof, dsb)
- Material dan Drawing Reference.
- Fundation Record.
- Instrumentation/Accessories.
- Hystory/Recording.
- Seluruh hasil inspeksi termasuk hasil
pengukuran/survey
- Perbaikan-perbaikan yang telah di lakukan.
9.2. Lain Lain
- Fabrication Report, dokumen mengenai pembangunan
tanki yang meliputi material test certificate, inspection report dsb.
- Tank Calibration.
- Tank cleaning schedule. .
Lampiran – 1
a. Investigation Report on Uneven Settelement of
Tanks” Juni 1975, “safety Committee Conference of Petroleum Association of
Japan”.
b. Irregulary Inclined Settlement.
The settlement in which the bottom
plate and side plate of the tank incline in 2 or more directions.
d. Inversed Dish Type Settlement
INSPECTION TOOLS
NAMA
ALAT / TESTER
|
PENGGUNAAN
|
-
X – Ray Unit
-
Y – Ray Unit
|
-
Radiography
|
Ultrasonic Flaw Detection Type
USK – 6
|
Pengukuran ketebalan dan
deteksi cacat lasa-lasan.
|
Wall Thickness Meter Type DM-1,
DM-2, UM –100.
|
Pengukuran ketebalan Plate.
|
Elec
|
Pengukuran ketebalan cat /
coating.
|
Vacuum Box
|
Leak test
|
Pipa U
|
Pressure Test
|
Manometer : 0 – 25 kg/cm2
0 – 50
kg/cm2
0 – 100
kg/cm2
|
|
Machinit Ball Peen Hammer ½ lb
dan 1 lb.
|
Visual Test / Hammer Test.
|
Inspectors Hammer
|
Memeriksa las-lasan dan membuang
kotoran las.
|
Dye Penetrant Test
|
Pemeriksaan cacat-cacat las
dipermukaan / keretakan.
|
Magnetic Particle
|
Pemeriksaan cacat-cacat
permukaan (retak).
|
Meteran 0 – 3 m
0 – 10 m
|
Pengukuran panjang pelat.
|
Micro Meter Dept Gage
|
Pengukuran kedalaman pitting.
|
Inspection Mirror
|
Memeriksa las-lasan bagian
bawah.
|
Kapur kuning
|
Memberi tanda-tanda pemeriksaan
|
Adjusment Fillet Weld Gage
|
Mengukur tebal las-lasan
|
Caliper
|
Tebal Neck Nozzle
|
Welding Gauge
|
Pengukuran Gap Weld Space.
|
Steel Rule
|
Pengukuran Banding / Peaking.
|
TERIMA KASIH.
8 komentar:
Bagus artikelnya gan, email2an bisa?
Minta file pdf nya gan, please, kirim ke , pendriaadipuspa@yahoo.com
siang, agan punya artikel atau kasus terkait tanggung jawab penyedia jasa storage tank? kalau ada boleh gan di email ke yohanes.radityaa@gmail.com
terimakasih
Cara menghitung calculation tangki terbuat Viber ada gak om.?
Bagus pak Artikelnya jadi tambah pengetahuan, boleh minta File pdf nya pak via email ,trims sebelumnya
Klo pneumatic test tanki 1400 KL brp bar ya?
bagus artikelnya boleh minta pdf nya..
dmscandra@gmail.com
Artikelnya sangat menarik mas, boleh minta artikel dalam bentuk pdfnya mas, terima kasih
vra.pangestu@gmail.com
Posting Komentar